Dalam ilmu Kimia, dikenal adanya
sistem dispersi. Sistem dispersi adalah bila suatu zat dicampurkan dengan zat
lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat
lain.
Berdasarkan urutan partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu;
1. Suspensi
Adalah sistem dispersi dengan ukuran
relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Merupakan
campuran yang dapat dibedakan antara zat pelarut dan zat terlarut hingga dapat
dilihat dengan mata telanjang.
2. Koloid
Adalah sistem dispersi dengan ukuran
partikel yang lebih besar dari larutan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan
ukuran partikel antara 1nm-100nm hingga hanya bisa diamati dengan mikroskop,
dengan tingkat pembesaran yang tinggi.
3. Larutan
Adalah sistem dispersi dengan ukuran
partikel yang sangat kecil, hingga tidak diamati antara partikel pendispersi
dengan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop dengan
tingkat pembesaran yang tinggi.
PERBEDAAN DARI KETIGA SISTEM
DISPERSI TERSEBUT
LARUTAN
|
KOLOID
|
SUSPENSI
|
a. Homogen, tidak dapat
dibedakan meskipun menggunakan mikroskop ultra.
b. Semua partikel
berdimensi kurang dari 1nm.
c. Satu fasa
d. Stabil
e. Tidak dapat disaring
Contoh : gula
|
a. Homogen, namun
heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
b. Partikel berdimensi
1nm-100nm.
c. Dua fasa
d. Stabil
e. Tidak dapat disaring
kecuali menggunakan penyaring ultra
Contoh : sabun
|
a. Heterogen
b. Partikel berdimensi
lebih dari 100nm
c. Dua fasa
d. Tidak stabil
e. Dapat disaring
Contoh : air sungai yang keruh
|
JENIS-JENIS KOLOID
1. Aerosol
Adalah sistem koloid dari partikel padat
atau cair yang berdispersi dalam gas.
-
Contoh
aerosol padat
: asap dan debu dalam udara
-
Contoh
aerosol
cair
: kabut dan awan
2. Sol
Adalah sistem koloid dari partikel padat
yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh : sol sabun, cat dll
3. Emulsi
Adalah sistem koloid dari zat cair yang
terdispersi dalam zat cair.
-
Contoh
emulsi minyak dalam air : santan, susu dll
-
Contoh
emulsi air dalam minyak : mentega, mayonaise dll
4. Buih
Adalah sistem koloid dari gas yang
terdispersi dalam zat cair, buih digunakan pada pengolahan bijih logam.
5. Gel
Gel adalah koloid yang setengah padat dan
setengah cair. Contohnya, agar-agar, selai dll.
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek tyndall ialah gejala
penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan
ukuran molekul koloid yang cukup besar. (John Tyndall, 1820-1893). Efek Tyndall adalah efek
yang terjadi jika suatu larutan terkena cahaya.
2. Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel
koloid yang senantiasa bergerak lurus namun tidak menentu. Jika diamati
menggunakan mikroskop ultra, makapartikel-partikel tersebut akan bergerak
zig-zag. Pergerkan ini dinamakan gerak brown. Untuk
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,pergerakan partikel-partikel
akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan
itu berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
hasil tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi
gerak brown.
Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak brown yang terjadi dan sebaliknya. Inilah yang menyebabkan kenapa
gerak brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran
heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak brown juga dipengaruhi
oleh suhu, semakin tinggi suhu koloid, maka semakin
besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya.
Akibatnya, gerak brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin
cepat. Dan sebaliknya, serta gerak brown membuat koloid menjadi stabil.
3. Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa
penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid
yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
Pemanfaatan
adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
a. Proses
pemutihan gula pasir
b.
Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit
c.
Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)
d.
Penggunaan arang aktif
- Penggunaan
arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk
mengikat asap nikotin dan tar
4. Muatan
Koloid
Dikenal dua macam kolid, yaitu koloid
bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
5. Koagulasi
Koloid
Koagulasi
adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi,
berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi
secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia
seperti penambahan elektrolit. Koagulasi terjadi
karena kerusakan stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel
koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi
terjadi dalam 3 cara;
a. Mekanik,
yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan
b.
Penambahan elektrolit
c. Pencampuran
koloid yang berbeda muatan
d.
elektroforesis
Proses
Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada : perebusan telur, perebusan Tahu,
pembuatan lateks, proses penjernihan air, pembentukan delta di muara sungai
Pengolahan asap atau debu.
6. Elektroforesis
Elektroferesis adalah
peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus
listrik.
Manfaat
Elektroforesis
a. Untuk
menentukan muatan partikel koloid
b. Untuk
memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
c. Untuk
mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik
dengan alat yang disebut Cottrel.
KESTABILAN KOLOID
Koloid kurang stabil jika
dibandingkan dengan larutan. Berikut cara mengatur kestabilan koloid agar dapat
berguna bagi kehidupan manusia.
1. Koloid
pelindung
Koloid
pelindung adalah system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh
koloid yang stabil. Cara kerja
koloid pelindung adalah dengan membentuk lapisan disekeliling partikel koloid
yang dilindungi. Koloid pelindung pada emulsi disebut emulgator, tujuannya, untuk menjaga agar tidak mudah terpisah.
contoh : gelatin
yang digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es
yang keras dan kasar.
2.
Dialisis
Proses
dialisis adalah proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan
menggunakan selaput Semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat
dilewati oleh ion dan air, Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.
Aplikasi
dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah
penderita gagal ginjal, proses dialisis berfungsi untuk menghilangkan urea dari
darah.
3.
Koloid liofil dan Liofob
a. Koloid
liofil : koloid yang partikelnya menarik (suka) medium
pendispersinya.
Contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin
b. Koloid liofob : koloid
yang tidak menarik (tidak suka) medium pendispersinya.
Contoh : koloid logam
CARA PEMBUATAN
KOLOID
1. Cara Kondensasi
a. Dilakukan dengan cara menggabungkan
atau mengumpulkan molekul atau ion dari
larutan sejati menjadi partikel
koloid
b. Dapat dilakukan melalui : Reaksi
Redoks, Reaksi Hidrolisis, Reaksi Penggaraman
2. Cara Dispersi
a. Proses mengubah partikel kasar
menjadi partikel koloid.
b. Dilakukan melalui : Cara
mekanik (penggerusan), cara peptisasi (penambahan ion sejenis dalam endapan),
cara busur bredig (cara listrik)
6 komentar:
terimakasih karna lebih jelas dengan adanya rangkuman ini
matur suwun nggeh lurd
Terimakasih atas materi ringkasannya...
Terimakasih bosku
Thank u :)
makasi banyak telah mempersingkat materi buku saya yang bertele-tele
Posting Komentar